NILAI-NILAI KEBENARAN, ESTETIKA DAN ETIKA MORAL YANG TERKANDUNG DALAM DHARMA GITA SERTA BEBERAPA CONTOH DHARMA GITA
BUDAYA - DHARMA GITA
KD
•Menguraikan
nilai-nilai kebenaran, estetiKa dan etika moral dalam dharma gita
•Menunjukan
contoh-contoh nilai kebenaran, estetika dan etika moral dalam dharma gita
•Menyanyikan
dharma gita yang mengandung nilai-nilai budaya
PENGERTIAN
BUDAYA
merupakan segala hasil cipta, rasa dan karya manusia untuk membantu
kehidupannya
DHARMA
GITA adalah suatu karya seni keagamaan yang menggunakan media suara / vokal
dalam agama hindu
Melalui dharma gita, umat dapat menghayati ajaran agama secara mendalam sehingga perasaan, pikiran, dan buddhi menjadi halus
NILAI-NILAI KEBENARAN,
ESTETIKA DAN ETIKA MORAL
-
Bertujuan memperhalus budhi dan perilaku umat
hindu yang bberdasarkan Dharma
-
Untuk mengendalikan diri dari pengaruh adharma
-
Untuk menghayati ajaran Agama melalui budaya
-
Menumbuhkan sifat-sifat yang baik menuju
dharma
-
Mewujudkan kehidupan yang harmonis, damai dan
bahiga lahir bathin
-
Kehalusan suara dan tinggi rendahnya irama
lagu dapat membentuk kepribadian yang sabar, jujur, damai, dan rendah hati
“Patma
hato na somah” (yayur weda VI.35)
Artinya:
Hendaknya kejahatan-kejahatan disingkirkan,
bukalah kemuliaan
“Manas ta apyayatam, vakta apyayatan” (Yayur
Veda VI.15)
Artinya:
Semoga kekuatan mental (bathin) mu dan
kekuatan vokal-mu bertambah baik
RUMUSAN DHARMA GITA
-
SLOKA
-
PALAWAKYA
-
SEKAR
AGUNG/ KAKAWIN
-
SEKAR
MADYA/ KIDUNG
-
SEKAR
ALIT/ PUPUH
A) SLOKA
Contoh:
“iyam
hi yonih prathama,
Yam
prapya jagatipate,
Atmanam
cakyate tratum,
Karmabhih
cubhalaksanaih”
(Sarasamuscaya
4)
Sloka
terdiri dari empat baris dalam satu padartha, dengan jumlah suku kata yang sama
setiap barisnya.
B) PALAWAKYA
Contoh
“Apan
ikang dadi wwang, uttama juga ya, nimitaning mangkana, wenang ya tumulung
awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang cubha karma, hinganing kottamaning
dadi wwang ika”
(Sarasamuscaya
4)
Ciri-ciri Palawakya:
-
menggunakan bahasa jawa kuno
-
Berbentuk prosa
-
Dalam membaca dan melagukan tergantung pada
intonasi serta ketepatan pengejaan dan pemenggalan kata-kata
C) SEKAR
AGUNG/ KAKAWIN
Contoh Kakawin/Wirama Rajani
sÓ¡tinirtnÓ¡lus/sinhurnærM(q]iw,
ÁnkuhuwusÐeTnvimtnÓt)munÓkeb;,
hnp\nugËh\С¡cdu]kÓiwinimã]r,
P]uptiosÓËkosÓ¡p\rnênihnÙlti>
Rincian
Tentang Kekawin:
-
Kekawin Adalah kekawin yang lagunya sangat
terkait pada wirama.
-
Tiap-2 wirama dibentuk berdasarkan WRTTA dan
MATRA
-
WRTTA adalah Banyak suku kata dalam setiap
kalimat
-
MATRA adalah kedudukan guru laghu dalam tiap
kalimat
-
GURU adalah suara panjang, berat, besar,
indah, bergelombang = suara engkel (-)
-
LAGHU adalah suara ringan, pendek, lemah,
rendah = (0)
-
Contoh; wirama mrdhu komala, girisa, wirma
rajani
D) SEKAR MADYA/ KIDUNG
Contoh
kawitan wargasari:
Purwakaning
angriptarum,
Ning
wana ukir,
Kahadang
labuh kartika,
Panedenging
sari,
Angayon
tangguli ketur,
Angring
ring jangga mure”
KAWITAN
TANTRI
“wuwusan
sri bupati,
Ring
patali na gantun,
Subaga
wirya siniwi,
Kajrihing
sang para ratu,
Salwaning
jambu warsadi,
Prasama
tur kembang sari”
Ciri-ciri Sekar Madya/ Kidung:
-
Rumusnya menggunakan PADA LINGSA
-
Syarat menyanyikannya harus perlahan-lahan
-
Contoh uraiannya:
-
Kawitan Wargasari; 8u,5i, 8a, 5i, 8u, 7e
-
Kawitan Kidung Tantri; 7i, 7u, 8i, 8u, 8i, 8o
-
Wargasari; 8u, 8e, 8u, 8i, 8i, 8a, 7u, 6i
E) SEKAR ALIT/ PUPUH
Pada Lingsa Pupuh Sinom;
8a, 8i, 8a, 8i, 8i, 8u, 8a, 8i, 4u, 8a
“pakukuh dasar agama,
Panca sradane kapuji,
Sane lalima punika,
Brahman
sane kaping singgih,
Atman
sane kaping kalih,
Karma
kaping telu mungguh,
Samsarane
kaping empat,
Moksa
kaping lima sami,
Buat
sasuduk,
Bapa
jani maritatas”
Ciri-ciri
Sekar Alit/ Pupuh:
-
Terbentuk dari Pada dan Lingsa
-
PADA = banyak bilangan suku kata dalam suatu
kalimat
-
LINGSA = Perubahan suara pada kalimat terakhir
Macam pupuh; Ginada,
Ginanti, Sinom, Pucung, Semarandana, dan Dandang Gula
Post a Comment for "NILAI-NILAI KEBENARAN, ESTETIKA DAN ETIKA MORAL YANG TERKANDUNG DALAM DHARMA GITA SERTA BEBERAPA CONTOH DHARMA GITA"