Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUDAYA HINDU – SENI KEAGAMAAN HINDU

BUDAYA HINDU – SENI KEAGAMAAN HINDU

Kehidupan masyarakat pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai macam aspek, misalnya tingkah laku kehidupan sehari-hari pada satu komunitas kelompok kemasyarakatan. Tingkah laku kehidupan di masing-masing kelompok adalah berbeda-beda yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat kelompok itu berada. Kebiasaan atas tingkah laku yang ditunjukan oleh suatu komunitas masyarakat tersebut dinamakan dengan tradisi. Tradisi ini timbul dari kebudayaan yang terdapat dalam kelompok tertentu.


Kebudayaan memiliki banyak aspek. Budaya dapat diartikan sebagai segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk membantu kehidupannya. Maka dengan hal ini keberadaan seni yang ada daam masyarakat termasuk salah satu hasil dari kebudayaan yang tercipta dari kreatifitas rasa karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam pelaksanaan keagamaan agama Hindu, umat senantiasa mengimplementasikannya dalam bentuk seni, sehingga dalam pelaksanaan upacara agama senantiasa dibarengi dengan seni. Dalam bahasa sansekerta “Seni” berasal dari kata “San” yang berarti persembahan dalam upacara agama. Sehingga tidak salah kalau pelaksanaan upacara Agama Hindu terdapat banyak sekali unsur-unsur seni didalam pelaksanaannya, baik yang berupa sesajen, suara (dharma gita), gambelan, dan gerak (Tari, sikap mudra Slinggih). Hal ini menjadikan Seni dan Agama adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena pelaksanaan Ajaran Agama Hindu di lakukan dengan seni.

1. PENGERTIAN SENI
Secara sederhananya seni dapat diartikan sebagai hasil ciptaan atau buah dari pikiran manusia yang diungkapan dalam wujud dan suara yang dapat didengarkan yang ditunjukan dengan kemahiran teknis sehingga dapat memberikan kebahagiaan hati dan hidup.
Pada awalnya seni sepenuhnya diabdikan untuk pelaksanaan upacara agama. Tapi lama kelamaan, seni juga diciptakan sebagai alat untuk memuaskan hati dan pikiran manusia, sehingga seni juga dijadikan sebagai hiburan.
2. PEMBAGIAN SENI
Di atas telah disebutkan bahwa seni selain dijadikan untuk persembahan keagamaan juga dijadikan sebagai hiburan. Maka seni ada yang sifatnya Sakral dan Profan. Seni memiliki beberapa aspek seperti dalam bentuk gerak, suara, dan bentuk. Terkait dengan aspek dari seni tersebut maka seni dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu Seni Tari, Seni Suara, Seni Gambelan, dan Seni Bangunan.
a). Seni Tari
tari merupakan pencetusan atau ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis yang dapat menimbulkan daya pesona. Gerak ritmis merupakan gerak yang dilakukan secara spontanitas, penuh dengan penjiwaan, dan berirama sehingga dapat menggugah si penari ataupun bagi penonton. Ungkapan jiwa merupakan cetusan atas rasa dan emosional yang juga disertai dengan kehendak. Daya pesona merupakan rasa yang terlintas, seperti adanya rasa indah, lembut, keras, menggelikan, marah dan sebagainya. Seni tari biasanya digunakan dalam rangkaian upacara agama dan ada juga yang semata-mata untuk hiburan. Di bali pada khususnya membedakan adanya tari sacral dan tari profane, yaitu :


 Tari Wali/bali
Tari wali merupakan tari yang dipentaskan sebagai rangkaian dalam pelaksanaan upacara dan bersifat sacral. Dikatakan sacral dapat dilahat dari penarinya, dimana yang menjadi penari adalah anak-anak yang belum menstruasi dan orang tua yang sudah menefous / orang tua yang sudah habis masa menstruasinya. Contoh tari wali adalah : Tari Rejang, Tari Pendet, Tari Baris Upacara, Tari Sang Hyang. Contoh seni tari wali yang ada diluar bali adalah : Tari Bedaya Semang (Yogyakarta), Tari Sanyang/seblang (Jawa Timur), Tari Tor-tor (Sumatra), Tari Gantar (Kalimantan)
 Tari Bebali
Tari Bebali bersifat semi sacral karena selain dipentaskan waktu pelaksanaan upacara keagamaan juga dapat bersifat sebagai hiburan. Tari Bebali biasanya memakai lakon dan disajikan sesuai ketentuan, menyesuaikan dengan perlengkapan menurut masing-masing upacara. Contoh : Seni pewayangan, Topeng, Gambuh, dll.
 Tari Balih-Balihan
Tari yang tergolong Balih-balihan adalah semata-mata bertujuan untuk hiburan, akan tetapi tetap berdasarkan norma-norma seni budaya yang luhur. Contoh: tari legong, tari oleg, tari cak, janger, drama tari, dan lainnya.

b) Seni Suara
Adalah suatu karya seni keagamaan yang menggunakan media suara atau vocal dalam agama Hindu yang disebut dengan Dharma Gita. Dalam dharma gita biasanya terdapat syair-syair yang sudah diringkas sedemikian rupa dan mengandung ajaran-ajaran tentang kebenaran ataupun keagamaan. Lagu-lagu dharma gita bila dinyanyikan ak

Post a Comment for "BUDAYA HINDU – SENI KEAGAMAAN HINDU"