Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN YADNYA

Tari Topeng Sidakarya dalam Yadnya
Pelaksanaan Yadnya bukan hanya dalam bentuk upacara yadnya dengan menggunakan persembahan berupa banten / upakara saja, melainkan Yadnya dapat dilaksanakan dalam bentuk yang beragam karena yadnya itu merupakan segala bentuk kegiatan atau pengorbanan yang dilakukan dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan pamrih.


Sehingga dengan demikian, Yadnya dapat dilakukan dalam bentuk yang bermacam-macam. Ada yadnya yang dilaksanakan dalam bentuk persembahan dengan menggunakan sarana berupa banten / sesajen, dalam bentuk pengorbanan diri yaitu pengendalian diri, mengorbankan segala aktivitas, mengorbankan harta benda dan pengorbanan dalam bentuk ilmu pengetahuan. Bentuk yadnya ini diuraikan / dijelaskan secara tegas dalam kitab Bhagavadgita IV.28 yang isinya adalah sebagai berikut:
“Dravya-yajnana tapo-yajna yoga-yajnas tathapare,
Svadhyaya-jnana-yajnas ca yatayah samsita-vratah.”

Terjemahannya:
“Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa diantara mereka dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya. Sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaan yang keras, dengan berlatih yoga kebathinan terdiri atas delapan bagian, atau dengan mempelajari Veda untuk maju dalam pengetahuan suci”
Selanjutnya dijelaskan tentang bentuk pelaksanaan Yajna dalam kitab Bhagavadgita IV.II yang isinya adalah sebagai berikut:
“Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham,
Mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah”

Terjemahannya:
“Sejauh mana orang menyerahkan diri kepada-Ku, aku menganugrahi mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu, semua orang menempuh jalan-Ku, dalam segala hal, Wahai putra Partha”
Sangat jelas dari kedua sloka tersebut telah dinyatakan bahwa Tuhan akan menerima umatnya melalui Yadnya yang dilakukan yang pelaksanaannya dapat dipilih oleh umat. Seperti dengan melakukan penyerahan diri pada Tuhan, Tapa dan persembahan yang tulus dan ikhlas.

Pembagian Yajna berdasarkan Waktu Pelaksanaannya
Terkait dengan waktu melaksanakan Yajna, maka Yajna dapat dibedakan atas 3 bagian, yaitu:
1) Nitya Yajna
2) Naimittika Yajna
3) Insidental

1. Nitya Yajna
Nitya yajna adalah Yajna yang dilaksanakan setiap hari. Contoh pelaksanaan Yajna yang dilakukan sehari-hari adalah Tri Sandhya, Yadnya sesa dan Jnana Yajna.


a) Tri Sandhya, merupakan bentuk Yajna yang dilaksnakan setiap hari dengan kurun waktu pagi hari, siang hari dan sore hari. Pelaksanaan dari Tri Sandhya adalah untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Hyang Widhi atas segala anugerah yang telah dilimpahkan-Nya.

b) Yadnya Sesa, juga disebut dengan masaiban atau ngejot. Merupakan Yajna yang dilakukan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa beserta dengan segala manifestasinya setelah memasak atau sebelum menikmati makanan. Yadnya sesa dilakukan dengan tujuan untuk mengucapkan rasa terima kasih dan syukur atas segala anugerah yang diberikan. Adapun petikan sloka yang terkait dengan pelaksanaan Yadnya sesa adalah sebagai berikut:
“Yajna-ssstasinah santo mucyantesarva-kilbisaih,
Bhunjate te tv agham papa pacanty atma-karanat.”

Artinya:
“Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa,
Karena mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dahulu untuk korban suci. Orang lain, yang hanya menyiapkan makanan untuk menikmati indriya-indriya pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja”
Makna dari pelaksanaan Yadnya sesa adalah sebagai berikut:
- Mengucapkan rasa terima kasih dan syukur kepada Tuhan
- Belajar dan berlatih dalam pengendalian diri
- Melatih sikap untuk tidak mementingkan diri sendiri

Selanjutnya dalam pelaksanaan yadnya sesa terdapat tempat-tempat tertentu untuk mempersembahkan banten saiban tersebut, yaitu:
- Di halaman rumah, dipersembahkan kepada Ibu Pertiwi
- Di tempat air, dipersembahkan kepada Dewa Wisnu
- Di kompor atau tungku, dipersembahkan kepada Dewa Brahma
- Di pelangkiran, di atap rumah, yang dipersembahkan kepada Hyang Widhi dalam prabhawa-Nya sebagai Akasa dan Ether
- Di tempat beras
- Di tempat saluran air (sombah)
- Di tempat menumbuk padi
- Di pintu keluar pekarangan (Lebuh)

c) Jnana Yajna, merupakan Yajna dalam bentuk pengetahuan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan proses belajar dan mengajar yang baik, baik formal maupun informal. Jnana yajna dapat dilakukan setiap hari dan setiap saat dengan menerapkan pembelajaran yang baik menuju peningkatan pengetahuan dan kualitas diri. Karena dengan pengetahuan, manusia akan dapat menyadari esensi dalam diri dan dapat berpikir yang luas sehingga dapat berbuat yang baik dan bijaksana.

2. Naimittika Yajna

Naimittika yajna merupakan yajna yang dilakukan secara berkala dan pada waktu-waktu tertentu yang sudah terjadwal. Pelaksanaan Naimittika yajna menggunakan suatu perhitungan tertentu dengan dasar perhitungannya adalah sebagai beriktu:
a) Berdasarkan perhitungan wara. Perhitungan wara adalah perhitungan yang menggunakan perpaduan antara Tri wara dengan panca wara.
Contohnya: Kajeng kliwon.
Menggunakan perpaduan antara Sapta wara dengan panca wara,
Contohnya: Buda wage, Buda kliwon, anggara kasih dan sebagainya.

b) Berdasarkan perhitungan Wuku, adalah pelaksanaan yajna yang dilakukan dengan memperhitungan pawukon. Contohnya : Galungan, Pagerwesi, Saraswati, Kuningan.

c) Berdasarkan atas perhitungan Sasih. Contohnya: Puranama, tilem, Nyepi, Siwaratri.

3. Insidental Yajna Insidental 
adalah Yajna yang dilaksanakan didasarkan atas adanya peristiwa atau kejadian-kejadian tertentu tidak terjadwal, namun dipandang perlu untuk dilaksanakan dan dibuatkan upacara persembahan. Melaksanakan Yadnya insidental adalah dilakukan sesuai dengan kemampuan, keadaan dan situasi. Dengan menyesuaikan tersebut maka Yajna dapat dilakukan sesuai dengan kwantitasnya yaitu Kanista, Madya, dan Mautama yang masing-masing memiliki 3 bagian sehingga tingkatan yajna sesuai dengan kwantitasnya berjumlah 9 tingkatan.

2 comments for "BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN YADNYA"

  1. Perkembangan Orang Hindu Bali yang melaksanakan Yadnya semakin meningkat dalam hal esensi dari yadnya tersbut, pelaksanaannya yang didasari oleh ketulus iklasan, kesucian dan kemurnian dalam pengabdian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu sangat benar, kini Hindu Bali sudah mulai intelek dan maju dengan kesadaran yang tinggi untuk ber Yajna.

      Delete